Laan van Kronenburg

dan perdjoeangan masih panjang

Secangkir teh tawar panas dan nongton pelem Indonesia …

Pelem “Under the tree” a.k.a “Di bawah pohon“-nya Garin dah diputar ya di tanah air? Ah jadi pengen segera pulang dan nonton. ~juga Laskar Pelangi dan pelem-pelem Indo lainnya.

Oh ya, sudah nonton “Medali buat Hamdani“? Ah tadi DosenGila iseng nonton pelem Indonesia ini dengan ditemani secangkir teh tawar panas. Dan hasilnya lumayan, efek samping jurus “dendeng Balado”-nya Chauft agak sedikit berkurang. ~dengar-dengar sih korban jurus maut ini pada bertumbangan menuh-menuhi septic tank Amsterdam he..he..he..

Ho..ho..ho…

Yah, “Medali buat Hamdani” cukup lumayan untuk membunuh waktu di cuaca yang kurang bersahabat ini. Dialog-dialognya klise dan kisahnya pun klise namun kadang menampar-nampar. DosenGila cukup merinding mendengar dialog di babak akhir pelem ini. Mau tahu? Nonton ajah sendiri yah … Cukup asyik untuk bermain-main olah rasa tentang keseimbangan antara mimpi, ego dan kebersamaan.

Sekarang nonton yang ringan-ringan dulu … “Gengsi Dong” dari Warkop DKI.

Bagi yang (akan atau) sudah nonton “Under the Tree”, silakan dibagi-bagi resensinya … DosenGila disini hanya bisa berdoa semoga lancar … ~sambil melirik duo eblis CA yang mau nongton …

11 Januari 2009 Posted by | Secangkir ... | , , , , | 2 Komentar

Secangkir cappuccino dan tiga hal terpenting di tahun lalu …

Secangkir cappuccino di Kafe Replay, Kalvertoren menjadi perhentian terakhir segala party, kegilaan, renungan, hura-hura, kesunyian, dan shopping di gemerlap diskon liburan musim dingin kali ini. Esok, DosenGila sudah dihadapkan kembali pada kegembiraan rutinitas yang jadi mata pencaharian saat ini: bermain-main dengan molekul di depan komputer ~ sambil berharap selalu ada pencerahan dan keberuntungan di setiap sudut, tikungan dan persimpangan jalan dalam riset ini.

Setelah habis secangkir cappuccino, DosenGila bergegas menembus gerimis di Amsterdam yang suhunya cukup hangat (sekitar tiga derajat celcius he..he..he..) menuju De Krijtberg untuk menghadiri misa mingguan pertama di Tahun 2009 ini ~dan seperti biasa DosenGila terlambat dan tidak dapat tempat duduk sehingga berdiri di belakang sampai misa berakhir. Sepanjang misa yang dilaksanakan dalam Bahasa Belanda ini ~DosenGila hanya pura-pura berdoa tapi sebenarnya tertidur bengong sebenarnya kalau lagi homili~ berbagai kejadian di tahun 2008 yang cukup tertambat di hati dan sanubari berkelebatan di benak DosenGila. Hanya ucap syukur kepada Allah yang selalu ada dalam setiap langkah DosenGila atas setiap hembusan nafas yang dihadiahkan dan setiap anugrah yang dicurahan, terucap dalam bisik doa yang segera lalu dibawa angin dingin Amsterdam di akhir misa itu. Ich habe Gott, Ich habe genuch!

Dalam perjalanan pulang sambil menenteng mainan untuk kado ulang tahun pertama Awan tanggal 3 April 2009 nanti, dalam benak DosenGila seperti diulang-ulang berputar-putar tiga hal yang (mungkin) terpenting terjadi di tahun 2008 lalu:
1. Diberi kesempatan menyelesaikan Master dan mendapat kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang PhD. Suatu keputusan yang sulit untuk mengambil atau tidak mengambil kesempatan itu, saat itu. Yahhh … diputuskan memang untuk diambil dan sudah setahun dijalani meskipun kadang sering menyesali keputusan ini karena konsekuensinya sering dirasakan sangat berat bahkan hampir tidak kuat ditanggung, DosenGila sudah mengambil keputusan dan berusaha tegar (dengan topangan pertolongan-Nya) untuk menghadapi konsekuensinya.
2. Diberi kesempatan untuk menjadi seorang Bapak dan menemani belahan jiwa saat melahirkan anak pertama, Kurniawan Respati Istyastono dengan panggilan Awan. Suatu anugrah yang luar biasa. Betapa DosenGila merasa mukjizat itu ada! Meskipun kemudian karena keputusan No. 1 tidak bisa menemani hari demi hari perkembangan Awan saat ini. Berserah dan pasrah pada-Nya. Hanya itu yang bisa dilakukan, sama seperti saat menunggu kelahiran Awan.
3. Mengundurkan (atau menarik) diri dari sebuah komunitas yang selama ini sudah dianggap keluarga sendiri karena konflik yang mungkin tidak perlu. Suatu keputusan yang mungkin belum berdampak nyata sekarang. Entah nanti. Meski terasa pahit, namun banyak pelajaran yang dipetik oleh DosenGila dari hal ini. At least, DosenGila bisa lebih fokus pada “being“-nya di sini dan kini. So … be it!

“Yo…yo…yo… semangat… semangat… semangat… “

Perdjoengan belum usai, masih panjang! Sekali lagi … ambil “tongkat sihir”, rentangkan tangan, kumpulkan semua ingatan tentang kebahagiaan dan harapan, lalu teriakkan rapalan mantra “Expecto Patronum“.

Tetap semangat dan tertawa gembira, seperti saat bersepeda memboncengkan Foe yang beratnya sebanding dengan DosenGila di kota tepian pantai Vlissingen yang anginnya membuat suhu minus lima derajat terasa minus sembilan derajat.

~gambar diambil dengan semena-mena dari facebook-nya Ikhlas.

4 Januari 2009 Posted by | Secangkir ... | , , , | 7 Komentar

Secangkir kopi kental dan kisah natal ke-3 (lagi) …

Secangkir kopi hitam kental ada disamping DosenGila saat menuliskan postingan ini. Hmm… agak susah sih disebut kopi secara sebenarnya yang ada di cangkir ini adalah teh tawar yang diberi sesendok kopi instan dan dua blok gula. Campur aduk pahit, manis, dan beberapa rasa lain. Campur aduk seperti rasa yang menghiasi benak dan tubuh DosenGila saat ini. However, satu hal yang pasti: Secangkir ramuan campur aduk ini menghangatkan suasana dan perasaan DosenGila pagi ini saat suhu di Amsterdam mencapai minus 3 derajat celcius.

DosenGila melewatkan minggu ini dengan banyak cerita. Hari-hari awal (Senin, selasa, rabu) masih (sok) rajin datang ke kampus karena masih terobsesi oleh satu problem yang belum solved. Dan pada Rabu malam, DosenGila menyerah dan menyerahkan hal itu pada Sang Kuasa. Saatnya menyambut dan memperingati Natal. Natal ke-3 di Belanda, jauh dari pelukan hangat keluarga dan kecup mesra istri tercinta.

Keluar dari kampus, DosenGila bergerak menuju restoran China di pecinan samping Red Light District. Lalu karena kekenyangan mengurungkan niat untuk ke gereja De Krijtberg dan pulang. Istirahat dan tidur. Keesokan harinya melewatkan hari dengan “keliling dunia” menyapa para sahabat yang juga sedang di depan komputer, sambil mendengarkan radio yang memutar lagu-lagu natal serta tidak lupa pastinya hadir di rumah di Jogja secara virtual dengan bantuan teknologi saat ini. Bercanda dengan Awan dan bercengkerama dengan Emy. Dan ketika malam sudah menyapa di Jogja serta Emy pamit untuk tidur, saatnya DosenGila bergerak ke De Krijtberg untuk berbagi kebahagiaan dan damai bersama mereka yang hadir di gereja tersebut. Sepulang dari gereja menemui satu sosok ayah yang karena mengemban tugas yang mirip dengan DosenGila harus meninggalkan keluarga di belahan bumi yang lain. Mereka berbagi cerita dan mimpi sambil makan malam lalu kembali berpisah mengikuti jalan menuju pondokan masing-masing. Sesampainya di gedung tempat DosenGila tinggal, DosenGila menuju kamar tempat sepasang sahabat tinggal di lantai atas memnuhi undangan makan malam yang mendadak. ~makan lagi …. padahal sudah makan … huahahahahaha kapan kurusnya

Sambil makan, DosenGila berbincang dan juga nonton hiburan yang disajikan di TV: Film Harry Potter ke-3. Ada yang menarik dari film ini: mantra Expecto Patronum yang dipakai untuk menangkal Dementor (makhluk gaib yang menghisap kebahagiaan). Setelah capek dan malam sudah berganti menjadi pagi, DosenGila kembali ke kamar yang terletak di satu lantai di bawah di gedung yang sama. Tidur.

Bergegas setelah bangun kesiangan, DosenGila bersiap dan menuju acara kebaktian Natal Keluarga Katolik Amsterdam. Bergabung dengan komunitas Indonesia merayakan Natal merupakan kebahagiaan tersendiri apalagi saat itu DosenGila berkesempatan menyumbangkan (baca: membuat jadi sumbang) lagu dalam koor anak-anak muda. Sayangnya DosenGila harus meninggalkan acara sebelum usai karena sudah ada janji untuk nonton resital piano Wibi Soerjadi di Grote Zaal Concertgebouw Amsterdam. Dan kegembiaraan dilanjut sambil duduk tenang di tengah resital dan menikmati dentingan piano dari cabikan lembut namun maut dari sang Maestro. Selesai nonton, sebagian gerombolan pun kembali ke markas besar di rumah sahabat, sang tetangga atas kamar. Dilanjut main Wii dan makan tentunya. DosenGila harus pulang cepat karena esok paginya ada janji lain yang menawarkan petualangan yang tak kalah menarik: berkunjung ke Vlissingen, menemui rekan-rekan alumni SMA Taruna Nusantara yang sedang ditugaskan mengambil kapal ke-4 (yang rencananya akan dinamai KRI Frans Kaisiepo) yang dibeli untuk memperkuat armada TNI AL.

(bersambung …)

28 Desember 2008 Posted by | Secangkir ... | , | 7 Komentar

Secangkir teh tawar panas dan …

DosenGila baru pulang dari jalan-jalan dengan seorang wanita cantik. Secangkir teh tawar panas disisinya saat ini. Depresi bulan Desember ini memang “berbahaya” untuk dihadapi sendirian. Dan perpisahan di Amsterdam Centraal ditandai dengan kecupan 3 kali. Di pipi kanan sekali, pipi kiri sekali dan sekali lagi pipi kanan. Ketika DosenGila mencoba mengecup dahinya dengan mudah the lady mengelak dan menghindar sambil segera berlari kecil ke arah kereta sambil melambaikan tangan dan berseru “Sampai jumpa Sabtu besok ya ….!” Dan kereta pun bergerak menuju kota tetangga. Ya, dia mudah sekali mengelak karena DosenGila praktis kalah tinggi. “We are not in the same level!Haishhh, itu kan kata kunci diskusi kami malam ini. Kalau dia membaca pikiranku pasti tertawa terbahak-bahak.

http://lh3.ggpht.com/_shbDd8GvnlI/RuLRO0LJ9tI/AAAAAAAAECc/-jE9CGwnhLE/1450093.jpg

Wanita cantik yang makan malam dan nongkrong di kafe bersama DosenGila tadi bercerita tentang sebuah “percakapan yang terjadi di dunia kerja” antara seorang karyawan baru dan karyawan lama yang berselisih akibat hal sepele. Puncaknya adalah karyawan lama berkata, “We are not in the same level! I warn you not to cross the line.” Sang karyawan baru hanya terdiam, speechless.

DosenGila jadi ingat bahwa dia berencana berkata pada seseorang, “I do not want to argue or even discuss with you since we are not in the same level.” ~huahahahahaaa (tertawa ala Rahwana) Artinya adalah DosenGila memang hanya rumput yang bergoyang yang siap dilempar ke perapian yang menyala, tidak layak lah untuk berdiskusi atau bahkan menyampaikan pikiran. Tapi mungkin pilihan katanya tidak tepat, DosenGila memutuskan untuk tidak jadi menyampaikan kalimat itu. Mungkin akan diganti, “Tuan, saya tidak pantas tuan datang pada saya. Tapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.” Mungkin juga diam saja. Ngeblog sudah cukup sepertinya. Kalau ngelunjak, bisa-bisa jatuh seperti teman di foto yang diambil dengan semena-mena dari sini.

~ Desember sendirian di Belanda memang sangat toksik. Berbahaya, sel-sel kelabu di otak ini mengirim sinyal-sinyal untuk destruktif. Kepada wanita cantik yang menemaniku malam ini, “Thanks sudah menjadi teman berbincang dan mengurangi sifat destruktif sel-sel kelabu di otak ini. Live goes on and love makes it easier.”

23 Desember 2008 Posted by | New idea ..., Secangkir ... | | 3 Komentar

Secangkir Gluhwein dan kisah Desember ke-tiga …

Secangkir demi secangkir Gluhwein (tepatnya hingga tiga cangkir) racikan Om Martin van Bruinessen menghangatkan tenggorokan dan badan DosenGila pada pesta perayaan Sinterklaas dan juga ulang tahun mBak Rini van Bruinessen (Selamat Ulang Tahun mBak … semoga damai sejahtera senantiasa) di Utrecht hari Jum’at yang lalu. Keramaian pesta sedikit menarik DosenGila larut dan ceria serta tertawa sekaligus berdendang bersama. Diskusi hangat yang tidak terelakkan antara Om Martin dan Mas Tutu tentang Weber, cerita Om Martin tentang kisah Sinterklaas yang berasal dari Turki, yang diakhiri dengan Sinterklaas (diperankan oleh Bektash van Bruinessen) membagi hadiah. Malam semakin larut, dengan perut kekenyangan (setelah 3 ronde soto dan 2 ronde makanan utama, belum lagi makanan penutup dan cemilan) DosenGila dan pasukan dari Amsterdam pulang ke rumah dengan kereta.

DosenGila dapat hadiah dari Sinterklaas, Dank u wel Sinterklaas.

Sepanjang perjalanan, canda tawa masih mewarnai. Namun begitu kaki melangkah kembali masuk ke tempat DosenGila biasa hibernasi, kembali sepi sunyi menyapa dengan cengiran sinis yang menyebalkan itu. DosenGila sendiri lagi. Begitu juga dengan Desember 2006 dan Desember 2007. Mungkin hingga 2011, kisah-kisah DosenGila di bulan Desember akan berupa keceriaan bersama teman-teman untuk membunuh sepi karena dia, sang belahan jiwa dan buah hati berada di belahan bumi yang lain.

DosenGila di Madrid

Desember 2006, selain Pesta Natal di tempat mBak Rini, DosenGila mencoba membunuh waktu dengan jalan-jalan ke Madrid, Roma dan Barcelona. Desember 2007, tidak ada pesta sepertinya, DosenGila dikejar thesis saat itu. Puji Tuhan selesai sesuai dengan yang direncanakan. DosenGila menghabiskan malam Tahun Baru saat itu dengan sesama penuntut ilmu yang terdampar di Amsterdam, Chauf. Sebungkus dua bungkus gudang garam dan Dji Sam Soe serta beberapa gelas jus dan keripik kentang menjadi saksi dua orang perantauan mencoba membunuh rasa sepi. Kalau sudah seperti ini yang muncul adalah, “Siapa bilang sekolah ke luar negeri enak … ? Apalagi kalau harus meninggalkan orang-orang tercinta.” ~Huahahahahaha, ketawa ala Rahwana.

Awan, si buah hati DosenGila

Memang, ada kalanya kesenangan membuncah seperti saat Emy, belahan jiwa DosenGila berkunjung ke Amsterdam, pada musim panas tahun 2007 silam. Di sela-sela kesibukan DosenGila, mereka sempat keliling Belanda bahkan ke Jerman (Aachen) dan Prancis (Paris).

DosenGila dan belahan jiwa di Paris Censored - DosenGila dan belahan jiwa terbawa arus romantis kota Paris

Desember ke-tiga ini tanpa mereka lagi. Apa yang akan DosenGila kerjakan? Pesta Sinterklaas sudah usai (Thanks to keluarga van Bruinessen dan teman-teman yang menciptakan keramaian) … semoga ada banyak acara menyenangkan kali ini.

Tulisan ini mendapat suntikan melankolis dari Bu Aris dan juga akibat sepetan maut si mulutmanisyangberbisa.

Lagu yang dinyanyikan Daniel Sahuleka ini sepertinya cukup menggambarkan perasaan DosenGila saat ini (Thanks to Bu Aris):

Tomorrow’s near, never I felt this way
Tomorrow, how empty it’ll be that day
It tastes a bitter, obvious to tears to dried
To know that you’re my only light
I love you, oh I need you
Oh, yes I do

Don’t sleep away this night my baby
Please stay with me at least ’till dawn
It hurts to know another hour has gone by
And every minute is worthwhile
Oh, I love you

How many lonely days are there waiting for me
How many seasons will flow over me
’till the motions make my tears run dry
at the moments I should cry
for I love you, oh I need you
Oh, yes I do

Don’t sleep away this night my baby
Please stay with me at least ’till dawn
It hurts to know another hour has gone by
And every minute is worthwhile
It makes me so afraid

Don’t sleep away this night my baby
Please stay with me at least ’till dawn
It hurts to know another hour has gone by
The reason is still I love you

7 Desember 2008 Posted by | Secangkir ... | , , , , , , , | 11 Komentar

Secangkir Benedictine Liquer dan kisah-kisah di bulan November …

Secangkir Benedictine Liquer menghangatkan badan ketika suhu di Amsterdam berada di kisaran nol derajat celcius. Koq gak Amareto saja? Memang Amaretto Disaronno memeriahkan cerita-cerita di bulan November kemarin. Hanya saja, rasa ingin tahu DosenGila dipicu oleh pertanyaan si mulutmanisyangberbisa tentang perbandingan rasa Benedictine dengan Amaretto. si mulutmanisyangberbisa ini pernah ikut kursus bartender jadi rekomendasi darinya dipikir DosenGila cukup layak untuk dicoba. Dan, memang enak … hanya saja lebih keras dari Amaretto dan DosenGila memutuskan bahwa Amaretto lebih layak untuk menemani saat-saat sepi di malam hari, setelah seharian di lab yang sunyi juga. Amaretto juga lebih murah dari Benedictine ~sebenarnya ini alasan utama ho..ho..ho..

Amaretto bisa dikatakan menemani DosenGila di bulan November dan mungkin dapat dijadikan kambing hitam meningkatnya produktivitas DosenGila dalam beraksi di dunia maya. Lebih dari sepuluh tulisan baru ditayangkan di blog ini, tiga artikel tutorial (pemilihan sistem operasi dan aplikasi pemodelan molekul, Instalasi Ubuntu 8.04.1 LTS (Hardy Heron) dengan WUBI.EXE, dan Instalasi PyMol di Ubuntu 8.04.1 LTS (Hardy Heron)) di situs pemodelan molekul molmod.org, dan berhasil meracuni si mulutmanisyangberbisa untuk aktif nge-blog lagi dengan pindah ke WordPress. Dan sekarang Benedictine yang menemani DosenGila di bulan Desember ini. Akankah membantu DosenGila untuk tetap produktif di tengah suhu Belanda yang semakin tidak bersahabat untuk jeng-jeng ini? Kita lihat nanti …

Sebagai pendatang baru di WordPress, si mulutmanisyangberbisa banyak bertanya tentang bagaimana mengelola blog. Pertanyaannya terakhir tentang bagaimana menampilkan gambar di blog membuat DosenGila iseng menyusun sebuah tutorial yang dapat diunduh di sini. Dan dengan sangat menyebalkan, si mulutmanisyangberbisa memanfaatkan skill barunya itu untuk nyepet DosenGila habis-habisan di postingannya ini. Postingan di blognya yang menampilkan gambar pertama kali.

~DosenGila menikmati kehangatan dari secangkir Benedicine Liquer sambil memikirkan cara untuk membalas si mulutmanisyangberbisa. DosenGila ternyata tak hanya gila, tapi juga pendendam.

2 Desember 2008 Posted by | Secangkir ... | , , , , | 6 Komentar

Secangkir teh tawar panas dan mabuk lagi …

Oke.. oke.. memang DosenGila sedikit mabuk lagi. Tadi ada pesta kecil memperingati ulang tahunnya grup tetangga, ACAS. Namun tidak seperti pesta kecil yang dilanjutkan makan malam sentimentil hari Rabu minggu lalu, kali ini DosenGila hanya minum tiga gelas white wine.~tapi dengan tambahan satu botol kecil bir he.. he.. he..

Minggu ini (sampai saat ini) cukup santai, ~terjemahan bebasnya adalah = pekerjaan sehari-hari hanya nongkrongin milis CahAndong, forum ikastara.org, dan chatting~ meski masih ada pekerjaan rumah dari Hugo yang membutuhkan kerja keras ~dan keberuntungan~ untuk menyelesaikannya. Sampai saat ini keberuntungan masih menaungi … ~semoga untuk selanjutnya juga. Ah sudahlah curhat colongan tentang pekerjaan, lebih baik beranjak ke cerita tentang seorang sahabat DosenGila yang dijalin sejak masih bercelana pendek biru ke sekolah. Sahabat yang oleh sebagian orang bahkan dinobatkan sebagai “soulmate” DosenGila.

Blog Baru Yudo - mulutmanisyangberbisa

Jadi begini, pagi ini (di Indonesia sepertinya sudah siang) DosenGila berhasil meracuni Yudo untuk ngeblog pakai wordpress setelah sekian lama pakai blog di friendster (yang jarang diapdet). In fact, tulisan di blog baru ini masih repost dari blognya di friendster. Tulisan-tulisan menusuk karena benar-benar ditulis dari hati yang jarang dikeluarkan lewat percakapan, menghiasi blog baru ini. Ya, Yudo memang dikenal kalem (nakal kalau malem) dan cukup pelit dalam bertukar cakap di dunia nyata, namun ternyata tajam di dunia maya. Hanya saja rayuan dan metode pria dengan status in a relationSHOP ini untuk didekati wanita ~bukan mendekati melainkan DIDEKATI ck..ck..ck..~ cukup maut. Kemampuan ini mungkin diperoleh karena bergaul dengan DosenGila lebih dari 15 tahun. ~dan mengamati serta belajar dari kegagalan DosenGila dalam mendekati wanita yang terbukti dari ditolak cinta lebih dari 25 kali hua.. ha..ha.. ha… tertawa ala Dasamuka. Oh ya, hampir kelupaan, Yudo yang memilih tajuk mulutmanisyangberbisa untuk blog baru ini merupakan arsitek dengan keahlian sampingan ndesain grapis dan poto-poto. Salah satu karya Yudo berupa logo molmod.org nangkring di bawah banner CahAndong di kolom bagian kanan blog ini.

@Yudo, mulutmanisyangberbisa: Selamat atas blog barunya! Baru hari pertama sudah tembus 30 kali dikunjungi. Ditunggu tulisan, karya ndesain dan poto-poto di blog barunya.

27 November 2008 Posted by | Secangkir ... | , , , , , , | 8 Komentar

Secangkir air putih dingin dan salju sudah turun di Amsterdam …

Haiya … salju sudah turun di Amsterdam. Haish… ini masih November dan salju sudah turun? Ck…ck..ck.. fiuh … apa yang akan terjadi di musim dingin kali ini?

Salju dua tahun silam ...

Seperti diprediksi di postingan minggu yang lalu, minggu ini menyita banyak energi namun diimbangi oleh adrenalin yang bisa diajak “bertarung”. Seperti Pesta Blogger 2008 dimana CahAndong mendapat kehormatan yang menyiratkan “tantangan” dengan anugerah Blogging for Society Award 2008, Department Pharmaceutical Sciences-Vrije Universiteit Amsterdam tempat DosenGila menimba ilmu juga menggelar perhelatan dua tahunan: Nauta Chair Lecture dan Nauta Master Class Lecture oleh Nauta Awardee, Prof. Hugo Kubinyi. Pada kesempatan ini, DosenGila memperoleh kesempatan untuk berdiskusi tentang riset dengan beliau. Kesempatan yang tidak disia-siakan, secara buku-buku Hugo merupakan “kitab suci” DosenGila sejak menyentuh dan berkenalan lalu jatuh cinta dengan pemodelan molekul. Serasa ketemu artis pujaan … ~berbunga-bunga~ Foto-foto dapat dilihat di sini dan juga di sini.

Duduk dari kiri-kanan. Iwan (copromotor), Hugo Kubinyi, Maikel (Post Doc), dan Rogier (Post Doc).

Kehadiran Hugo mengundang hadirnya tokoh-tokoh dunia persilatan yang lain. Pada kesempatan ini, hadir pula Aldo Jongejan, pembimbing DosenGila mengerjakan riset dalam proses studi di program master yang lalu. Aldo merupakan pakar pemodelan molekul yang sudah pindah dari posisi Post Doc di Vrije Universiteit (2001-2007) menjadi dosen di Applied University of Leiden semenjak Juni 2007 yang lalu. DosenGila merupakan murid terakhirnya di Vrije Universiteit. Pertemuan ini cukup sentimentil, dilanjutkan makan malam bersama pada hari Rabu yang lalu dimana DosenGila menghabiskan empat gelas wine. Cerita-cerita mengalir lancar terutama tentang menghadapi frustasi saat terjebak di sistem yang tidak kondusif dalam menerjemahkan kreatifitas. Menarik, ternyata dimana-mana sama, dan show must go on! Oh ya, Aldo merupakan pemilik situs http://molmod.nl, yang nama situsnya mengispirasi DosenGila untuk mengembangkan http://molmod.org. Mengutip kata Aldo di thesisnya, “In the evolution of computer, man is the weakest link.” ~lho apa hubungannya

Aldo dan DosenGila

Kelelahan di minggu tersebut terbayar sempurna saat diskusi dengan Eric Haaksma Jum’at sore yang lalu. Di akhir presentasi dan diskusi, sebuah pujian mengalir dari beliau ~ ah jadi malu~ dan juga janji untuk membantu mewujudkan hasil-hasil selama ini menjadi beberapa artikel. Semoga semua berjalan lancar.

~gutta cavat lapidem, non vi, sed saepe cadendo~

24 November 2008 Posted by | Secangkir ... | , , , , , , , | 8 Komentar

Secangkir teh tawar panas dan empat gelas white wine di hari rabu …

Minggu ini sibuk sangat. DosenGila capek mau bobok setelah cuci kaki dan cuci tangan serta cuci baju. Semoda ada mood menulis nanti setelah recovery.

Ah.. untung ada oase berupa party kecil hari Rabu yang lalu, resepsi setelah Nauta Chair Lecture oleh Prof. H. Kubinyi. Ya … empat gelas white wine. Mabuk.

Sekarang ngantuk.

bobok ...

21 November 2008 Posted by | Secangkir ... | , , , , | 6 Komentar

Secangkir amareto dan akhir pekan yang “sempurna” …

Amareto habis. Tinggal setengah cangkir. Hmmm… dioplos dengan air es seperti di bar-nya Billyard Rokin ternyata enak juga. Ah… akhir pekan ini ditutup dengan sempurna.

Seperti biasa, akhir pekan sangat renyah dinikmati sendirian. Dimulai dari berkumpul di warung celebes (tempat dulu Mas Lukman bekerja) selepas dari lab dengan tidak sengaja ketemu segerombolan rekan-rekan sebangsa yang habis pulang kerja. Kami memenuhi separo warung itu, indah lucu banyak cerita hingga warung tutup. Selepas dari warung, kaki melangkah menuju “kandang beruang”, tempat beruang asal Pogung ini berhibernasi di akhir pekan. Yup, dan akhir pekan diawali dengan mencoba meng-install UBUNTU di laptop Compaq 8510p dengan RAM 4 GB, teman hidup sehari-hari. Sukses, bahkan sudah lengkap dengan PyMol. Sebenarnya malas sih main-main dengan UNIX/LINUX lagi, tapi ternyata pekerjaan lab sepertinya harus membuatku kembali pakai UBUNTU.

Kenapa UBUNTU? Karena di lab pakainya Debian dan UBUNTU merupakan derivat dari Debian. Jadi diharapkan aplikasi yang diperlukan di lab kompatibel dengan UBUNTU. Ya..ya..ya.. Beberapa sudah bertanya: Kenapa gak ini? kenapa gak itu? Yang itu lebih bagus lho … Yang bertanya pun sudah ada yang menjawab: “Ah itu cuma masalah selera”. Kalau jawabanku sih sederhana: Aku memakai “alat” yang aku butuhkan. Begitu “alat” itu berfungsi, untuk apa melirik yang lain, kecuali yang lain menawarkan “kemudahan yang significant”. Sesederhana itu saja alasannya. Btw, ini post pertama di blog ini dengan menggunakan UBUNTU. Biar gak dibilang HOAX … berikut ini skrinsyutnya:

Ubuntu-ku

He..he..he.. ternyata DosenGila pecinta warna biru atau karena lagi mellow efek dari amareto? Ah. akhir pekan sudah berakhir, sudah ditutup dengan nonton Quantum of Solace, belanja logistik untuk seminggu ke depan, dan diakhiri dengan makan nasi goreng lauk bebek peking di samping “daerah lampu merah”. Semakin disempurnakan oleh kesendirian yang tidak sepi dan tidak sunyi …

Eh iya, karena menulis “daerah lampu merah” jadi ingat pesan sponsor dari teman-teman CahAndong. Ada lomba blog berhadiah PKBI Award. Informasi lebih lanjut, silakan menuju TeKaPe:

PKBI Award

Seminggu yang lalu sibuk sangat. Seminggu ke depan semoga stamina masih mendukung. Merdeka!

~DosenGila agak mabuk bebek peking sepertinya ….

17 November 2008 Posted by | Secangkir ... | , , , , , | 7 Komentar