Secangkir ungkapan cinta untuk seorang sahabat …
Ternyata air mata di postingan yang lalu mengalir deras lagi di belahan bumi yang lain. Air mata yang meratapi hal yang sama. Air mata yang seharusnya tidak perlu tercurah andai janji ditepati dan mulut manis yang berbisa itu diberangus (bukan mulutmanisyangberbisa ini lho). However, siapa tah DosenGila ini, hanya manusia biasa yang tidak luput dari dosa bahkan sering berkubang di dalamnya. Apalagi dibanding para raja dan orang suci itu … DosenGila mungkin hanya menjadi duri dalam daging yang layak dan halal untuk dilempar ke perapian yang menyala-nyala. Huahahahahaha, ~ketawa ala Rahwana.
Secangkir ungkapan cinta ini kupersembahkan untukmu sahabatku di sana yang terpaksa mencurahkan air mata karena mencoba menyuarakan suara hati. Silakan dinikmati sambil mendengarkan lagu pembukaan serial komik jepang One Piece ini. Semoga menenangkan hati dan kembali menjaga keseimbangan. Malaikat juga pasti sudah tahu kok.
Come aboard and bring along
all your hopes and dreams,
Together we will find the great things
that we’re looking for …
ONE PIECE!
Compass left behind
It’ll only slow us down
Your heart will be your guide
Raise the sails and take the helm
That legendary place
that the end of the map reveals
Is only legendary
Till someone proves it real!
Through it all
Through all the troubled times
Through the heartache and through the pain
Know that I will be there to stand by you
just like I know you’ll stand by me
So come aboard and bring along
all your hopes and dreams,
Together we will find the great things
that we’re looking for …
There’s always room for you ..
if you wanna be my friend?
We are, We are on the cruise!
We are!
~DosenGila, merenung
Secangkir teh tawar panas dan kisah tentang PKBI award …
PKBI Daerah Istimewa Yogyakarta, yang memiliki visi
“Terwujudnya masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhan Kesehatan Reproduksi (Kespro) dan Seksual serta hak-hak Kespro dan Seksual yang berkesetaraan dan berkeadilan gender”
menganugerahkan PKBI Award 2008 berupa Blog Award kepada blogger yang memiliki perhatian terhadap isu-isu kesehatan reproduksi, HIV-AIDS, gender, dan HAM. Pengumuman keberadaan award ini juga disampaikan DosenGila di sini.
Selamat kepada Bli Oka, mBak Ikha Widari dan mBak Titiana Adinda atas award yang diterima. Semoga memicu semangat para awardee dan blogger-blogger lain untuk menularkan informasi dan tetap konsisten dalam “perdjoeangannya.” Apapun itu bentuk “perdjoeangannya”.
Iya … iya … Memang DosenGila telat sangat menyampaikan informasi ini. Momon, sang ketua kelas CahAndong, sudah tiga hari yang lalu mengulas berita ini. Bahkan pengumuman dari blog resmi tentang award ini sudah disampaikan lima hari yang lalu. Jujur saja, tulisan ini ditulis karena komentar Memed di sini yang mengingatkan DosenGila untuk jeng-jeng. Dan akibat jeng-jeng itu, DosenGila ketemu beberapa kebetulan yang mengingatkan pada PKBI award.
Jadi begini, siang tadi setelah mengomentari komentar Memed di sini, DosenGila diajak oleh seorang teman untuk menemani beli celana di Kalverstraat. Suatu ajakan yang tidak masuk akal sebenarnya secara DosenGila hampir tidak pernah membeli produk-produk tekstil sendiri. Biasanya sih dibelikan, dikado, dihadiahi maupun ditemani saat membeli. Pengetahuan maupun selera DosenGila tentang fashion bisa dikatakan nol putul. DosenGila hanya memakai baju yang tersedia dan nyaman. Jadi andai ada aturan atau saran untuk memakai baju seragam, DosenGila akan sangat bersemangat.
Kembali ke Kalverstraat yang dapat dikatakan sebagai Malioboronya Amsterdam. Sama seperti Malioboro yang terletak di sebelah selatan stasiun Tugu, Kalverstraat juga berada di selatan Station Amsterdam Centraal. Setelah berjalan kaki melintasi beberapa rel tram, maka akan ketemu persimpangan jalan. Di sini lah segala sesuatu dimulai. Salah satu saran dari beberapa teman adalah: “Jangan pilih belokan ke kiri. Apapun alasannya jangan pilih belokan ke kiri.” Sebenarnya memang tidak penting untuk ke Kalverstraat, karena memang Kalverstraat dicapai lebih dekat dengan menempuh jalan lurus ke selatan menuju de Dam. Sepanjang jalan ini akan ditemui toko-toko souvenir, kafe dan juga KFC di sebelah kanan jalan. Di sebelah kiri akan ditemui mulai dari kanal, kemudian Beurs van Berlage dan de Bijenkorf (yang ~katanya sih~ jadi tempat tujuan utama kalau ada pejabat studi banding ke Amsterdam). Setelah melewati de Bijenkorf, sampailah pada alun-alun Dam (terjemahan bebas dari Dam Square). Kalverstraat ada di ujung alun-alun yang dapat dicapai setelah hadap serong kanan dan langkah tegap maju jalan dan berjalan melintasi alun-alun.
Kami ketemu di ujung jalan itu kemudian keluar masuk toko mencari celana. Dan sampai toko tutup pada pukul 18.00 (Catatan: Kalverstraat dan sebagian besar toko di Amsterdam hanya buka sampai jam 21.00 di hari Kamis! Jadi kalau ke Amsterdam dan menjadwalkan belanja, lebih baik disusun siang atau sore hari di hari kerja.), tidak ketemu celana yang diinginkan ~lebih tepatnya: tidak ketemu celana yang sesuai budget he..he..he..~.
Hasil dari perburuan ini adalah lapar. Tujuan berikutnya adalah China Town bernama Nieuwmarkt untuk makan Chinese Food. Mau tidak mau ~eh salah ding lebih tepatnya: di dorong hasrat untuk makan~ , DosenGila beserta rekan melintasi daerah lampu merah yang terkenal itu. Saat menuju rumah makan, DosenGila melintas di daerah yang sedang direnovasi dan tidak ada cukup penerangan. Saat melintas daerah tersebut terdengar celutukan yang ironical, “Yes, we were walking through the famous red light district, and now we are walking through the no light district ….”
Saat mendengar celutukan itu spontan DosenGila tertawa terbahak-bahak, namun ketika beberapa lama berselang bertanya dalam hati: Lebih “gelap” mana? Red Light District atau No Light District? Ah embuh .. tidak ketemu jawabnya .. mungkin lebih baik ignorant saja, seperti diungkap di paragraf ketiga postingan DosenGila di sini. Nah, saat berpikir untuk ignorant ini, DosenGila mendapat inspirasi untuk menginformasikan tentang PKBI Blog Awardee 2008. Semoga dengan saling berbagi informasi, mengikis keputusan dan sikap-sikap ignorant serta mewujudkan cinta sejati. Dunia akan penuh dengan cahaya cinta.
Tentang saran dari beberapa teman mengenai: “Jangan pilih belokan ke kiri. Apapun alasannya jangan pilih belokan ke kiri” ternyata adalah karena ke kiri merupakan langkah awal menuju daerah lampu merah. Padahal kalau ada niat, daerah lampu merah dapat diakses dari berbagai tempat. Ho..ho..ho..
~Stasiun kereta ke selatan, ada persimpangan. Kalau lurus ke daerah perbelanjaan. Kalau belok ke salah satu simpangan ketemu ‘daerah lampu merah” yang dekat dengan china town. Koq serasa mirip-mirip stasiun tugu ya? Apakah tata kota Amsterdam ikut-ikutan Djogdja?
~gambar diambil semena-mena dari http://easyexpat.blogexpat.com/gallery/1/red-light-district.gif
Secangkir air putih dingin dan salju sudah turun di Amsterdam …
Haiya … salju sudah turun di Amsterdam. Haish… ini masih November dan salju sudah turun? Ck…ck..ck.. fiuh … apa yang akan terjadi di musim dingin kali ini?
Seperti diprediksi di postingan minggu yang lalu, minggu ini menyita banyak energi namun diimbangi oleh adrenalin yang bisa diajak “bertarung”. Seperti Pesta Blogger 2008 dimana CahAndong mendapat kehormatan yang menyiratkan “tantangan” dengan anugerah Blogging for Society Award 2008, Department Pharmaceutical Sciences-Vrije Universiteit Amsterdam tempat DosenGila menimba ilmu juga menggelar perhelatan dua tahunan: Nauta Chair Lecture dan Nauta Master Class Lecture oleh Nauta Awardee, Prof. Hugo Kubinyi. Pada kesempatan ini, DosenGila memperoleh kesempatan untuk berdiskusi tentang riset dengan beliau. Kesempatan yang tidak disia-siakan, secara buku-buku Hugo merupakan “kitab suci” DosenGila sejak menyentuh dan berkenalan lalu jatuh cinta dengan pemodelan molekul. Serasa ketemu artis pujaan … ~berbunga-bunga~ Foto-foto dapat dilihat di sini dan juga di sini.
Kehadiran Hugo mengundang hadirnya tokoh-tokoh dunia persilatan yang lain. Pada kesempatan ini, hadir pula Aldo Jongejan, pembimbing DosenGila mengerjakan riset dalam proses studi di program master yang lalu. Aldo merupakan pakar pemodelan molekul yang sudah pindah dari posisi Post Doc di Vrije Universiteit (2001-2007) menjadi dosen di Applied University of Leiden semenjak Juni 2007 yang lalu. DosenGila merupakan murid terakhirnya di Vrije Universiteit. Pertemuan ini cukup sentimentil, dilanjutkan makan malam bersama pada hari Rabu yang lalu dimana DosenGila menghabiskan empat gelas wine. Cerita-cerita mengalir lancar terutama tentang menghadapi frustasi saat terjebak di sistem yang tidak kondusif dalam menerjemahkan kreatifitas. Menarik, ternyata dimana-mana sama, dan show must go on! Oh ya, Aldo merupakan pemilik situs http://molmod.nl, yang nama situsnya mengispirasi DosenGila untuk mengembangkan http://molmod.org. Mengutip kata Aldo di thesisnya, “In the evolution of computer, man is the weakest link.” ~lho apa hubungannya
Kelelahan di minggu tersebut terbayar sempurna saat diskusi dengan Eric Haaksma Jum’at sore yang lalu. Di akhir presentasi dan diskusi, sebuah pujian mengalir dari beliau ~ ah jadi malu~ dan juga janji untuk membantu mewujudkan hasil-hasil selama ini menjadi beberapa artikel. Semoga semua berjalan lancar.
Secangkir teh tawar dingin dan award untuk CahAndong…
Sekilas info dari milis. CahAndong didaulat untuk dianugrahi Blogging For Society Awards di Pesta Blogger 2008.
Selamat buat CahAndong … masih banyak lahan untuk berbagi …
Secangkir teh tawar panas dan empat gelas white wine di hari rabu …
Minggu ini sibuk sangat. DosenGila capek mau bobok setelah cuci kaki dan cuci tangan serta cuci baju. Semoda ada mood menulis nanti setelah recovery.
Ah.. untung ada oase berupa party kecil hari Rabu yang lalu, resepsi setelah Nauta Chair Lecture oleh Prof. H. Kubinyi. Ya … empat gelas white wine. Mabuk.
Sekarang ngantuk.
Secangkir amareto dan akhir pekan yang “sempurna” …
Amareto habis. Tinggal setengah cangkir. Hmmm… dioplos dengan air es seperti di bar-nya Billyard Rokin ternyata enak juga. Ah… akhir pekan ini ditutup dengan sempurna.
Seperti biasa, akhir pekan sangat renyah dinikmati sendirian. Dimulai dari berkumpul di warung celebes (tempat dulu Mas Lukman bekerja) selepas dari lab dengan tidak sengaja ketemu segerombolan rekan-rekan sebangsa yang habis pulang kerja. Kami memenuhi separo warung itu, indah lucu banyak cerita hingga warung tutup. Selepas dari warung, kaki melangkah menuju “kandang beruang”, tempat beruang asal Pogung ini berhibernasi di akhir pekan. Yup, dan akhir pekan diawali dengan mencoba meng-install UBUNTU di laptop Compaq 8510p dengan RAM 4 GB, teman hidup sehari-hari. Sukses, bahkan sudah lengkap dengan PyMol. Sebenarnya malas sih main-main dengan UNIX/LINUX lagi, tapi ternyata pekerjaan lab sepertinya harus membuatku kembali pakai UBUNTU.
Kenapa UBUNTU? Karena di lab pakainya Debian dan UBUNTU merupakan derivat dari Debian. Jadi diharapkan aplikasi yang diperlukan di lab kompatibel dengan UBUNTU. Ya..ya..ya.. Beberapa sudah bertanya: Kenapa gak ini? kenapa gak itu? Yang itu lebih bagus lho … Yang bertanya pun sudah ada yang menjawab: “Ah itu cuma masalah selera”. Kalau jawabanku sih sederhana: Aku memakai “alat” yang aku butuhkan. Begitu “alat” itu berfungsi, untuk apa melirik yang lain, kecuali yang lain menawarkan “kemudahan yang significant”. Sesederhana itu saja alasannya. Btw, ini post pertama di blog ini dengan menggunakan UBUNTU. Biar gak dibilang HOAX … berikut ini skrinsyutnya:
He..he..he.. ternyata DosenGila pecinta warna biru atau karena lagi mellow efek dari amareto? Ah. akhir pekan sudah berakhir, sudah ditutup dengan nonton Quantum of Solace, belanja logistik untuk seminggu ke depan, dan diakhiri dengan makan nasi goreng lauk bebek peking di samping “daerah lampu merah”. Semakin disempurnakan oleh kesendirian yang tidak sepi dan tidak sunyi …
Eh iya, karena menulis “daerah lampu merah” jadi ingat pesan sponsor dari teman-teman CahAndong. Ada lomba blog berhadiah PKBI Award. Informasi lebih lanjut, silakan menuju TeKaPe:
Seminggu yang lalu sibuk sangat. Seminggu ke depan semoga stamina masih mendukung. Merdeka!
~DosenGila agak mabuk bebek peking sepertinya ….
Secangkir sisa cola kemarin dan kisah tentang komunitas …
Fiuhhhh…. akhirnya kembali ke kamar setelah menembus dinginnya suhu Amsterdam yang diperparah dengan angin yang mencoba menusuk tulang.
DosenGila menghabiskan akhir pekan kemarin dengan 2 x 24 jam tidak keluar kamar (dimulai dari Jum’at sore sampai Minggu sore). Mengerjakan tugas? Tentu tidak. Tidur, makan dan blogwalking serta chatting ma handai taulan membuat waktu itu terasa sangat singkat. Tidak terasa tiba-tiba sudah hari Minggu sore dan harus beli persediaan makan untuk bertahan hidup seminggu ke depan. Sekitar pukul 4 sore beranjak dari depan layar komputer untuk menyegarkan badan sebelum menghadapi dunia “nyata”.
Banyak yang dipelajari di depan komputer. Postingan rekanita Memed ini, menghantarkan DosenGila ke postingan inspiratif dari Gede Prama ini. Saat membaca itu, DosenGila sempat tercenung. Di dalam postingan itu tertera sebuah quote “The opposite of injustice is not justice, but compassion.” Saat itu angan DosenGila terbang melayang sebuah diskusi singkat di sore hari di Laan van Kronenburg, sekitar dua tahun silam. Diskusi tentang cinta dan benci. Dalam diskusi itu muncul quote dari seorang Guru, “The opposite of love is not hatred, but ignorance. Hmm…hmmm… logika kacau DosenGila yang biasanya kacau menjadi semakin kacau. Jadi, andai love = compassion, maka ignorance = injustice. Dan cinta sejati sangat erat kaitannya dengan compassion. Artinya cinta sejati akan teruji jika bisa mengatasi ignorance dan injustice. Wow … berat sekali beban yang ditanggung oleh cinta sejati. Ya iyalah … tokoh dengan cinta sejati biasanya berakhir dengan penderitaan di dunia fana. Mungkin sebagian tokoh-tokoh manusia biasa yang mendapat gelar pahlawan merupakan contoh dari pengejawantahan cinta sejati. Mereka menghadapi serta mengatasi injustice dan ignorance secara sempurna dengan berbagai pengorbanan, tidak jarang pengorbanannya adalah nyawa. Tidak usah disebutkan satu per satu, DosenGila yakin setiap kita punya tokoh atau sosok pahlawan bagi diri kita maupun tokoh yang menjadi panutan.
Di Hari Pahlawan, 10 November, yang jatuh tepat pada hari ini, komunitas blogger Surabaya yang lebih dikenal dengan komunitas tugu pahlawan berulang tahun untuk pertama kalinya. CahAndong pun menyampaikan ucapan selamat yang ditulis oleh sang Ketua Kelas lengkap dengan ulasan tentang tahapan tumbuh kembangnya komunitas. Berikut kutipannya:
Tahap pertama, Pseudo Community, terjadi ketika tiap orang di komunitas itu berusaha saling ramah dan main aman. Setiap orang berusaha menunjukkan kepribadiannya yang paling menarik.
Tahap Kekacauan terjadi ketika waktu dan proses telah mengijinkan tiap anggota untuk menampilkan sisi mereka yang lain. Perbedaan-perbedaan yang muncul sering menciptakan konflik dan perseteruan.
Tahap kekacauan akan diikuti dengan tahap Kekosongan, di mana tiap orang mulai berusaha memperbaiki kekacauan dan mengobati luka-luka, karena mereka telah mengakui luka dan kekecewaan yang mereka alami.
Tahap terakhir adalah tahap True Community. Kematangan telah mencapai komunitas ini dan ditandai dengan adanya rasa tepa-selira serta kemauan untuk mendengarkan dan mengerti kebutuhan anggota-anggota yang lain. Komunitas matang akan terbiasa membicarakan perbedaan dengan kearifan. Komunitas yang telah matang, tidaklah dipimpin oleh sejumlah individu, melainkan tiap individu menjadi pemimpin komunitas itu
Dari kutipan di atas, DosenGila melihat masa-masa sulit dan kritis adalah tahap kekacauan dan kekosongan. Hal ini juga berarti ketika suatu komunitas mulai rame oleh konflik dan perseteruan berarti komunitas ini sudah melangkah lebih maju. Lebih maju lagi ketika sudah memasuki tahap mengobati luka dan kekecewaan. Sepertinya mengacu pada paragraf tiga di atas, cinta sejati dan compassion harus dipertahankan staminanya untuk mengimbangi ignorance dan injustice yang akan bermunculan di tahap “kekacauan”. Waktu yang akan menjadi saksi bertahannya sebuah komunitas menjadi True Community. Dan sejarah akan mencatat.
Selamat Hari Pahlawan. Selamat ulang tahun Komunitas Tugu Pahlawan.
Ah … masih ada secangkir cola sisa nonton film W., kemarin. Rencananya sih nonton Quantum of Solace, tapi kehabisan tiket.
Secangkir sokelat amareto lagi dan kisah air mata lagi …
Bukan koq. Ini bukan kisah mellow lagi. Lama-lama jadi http://www.dosenmellow.wordpress.com bukan http://www.dosengila.wordpress.com. Atau kalau di non aktifkan dari dosen seperti teman ini, jadi tinggal gilanya dong alias http://www.gila.wordpress.com. He..he..he..
Postingan kali ini menyangkut airmata Jesse Jackson. Pendeta yang juga pejuang hak-hak sipil ini pernah mencoba menapaki jalan yang ditempuh Obama. Mencoba menembus gedung putih. Air mata Jesse Jackson merepresentasikan buah dari integritas, konsistensi dan perjuangan yang panjang dalam mencoba mengubah lingkaran setan diskrimasi menjadi terang dalam lingkaran rahmat persamaan hak. Pagi ini, dia berdiri mencoba tegar meskipun berlinang air mata bahagia melihat Barrack Obama menjadi orang nomor satu di Amerika. Dosengila yakin, saat itu di benaknya melintas bebrapa kenangan, antara lain saat dia menolak kontrak menjadi pemain football profesional, drop out dari program studi teologi, dan menjadi saksi pembunuhan Dr. Martin Luther King, Jr. Sebuah perjalanan panjang seorang pendeta honoris causa yang pasti penuh dengan cucuran keringat, konflik, dan pengorbanan. Kontroversi memang, apakah itu tangisan dari hati atau hanya “action” secara dia pernah berkomentar negatif kepada Obama. Namun, dosengila yakin bahwa tangisannya keluar dari lubuk hati terkenang akan jalan berliku yang pernah ditempuh bersama rekan-rekan yang lain. Dia berada di barisan para pionir yang berjuang untuk momen bersejarah ini. Berjuang dengan segala resiko dan tentunya saja sebagai manusia pernah melakukan beberapa kesalahan. Air mata itu menetes dari seseorang yang mengerti akan legenda pribadi dan bahasa buana meskipun kadang terhalangi frustasi karena menghadapi ketidakpedulian dan keserakahan. Ungkapan ini sejalan dengan komentar rekan stream line di sini
Meskipun menurut Om Wiki, Jesse Jackson tidak terlepas dan jatuh pada godaan nafsu duniawi, banyak hal yang bisa dipelajari dari beliau. Seperti banyak hal pula yang diajarkan kepada dosengila oleh seorang Romo yang pernah tinggal seatap dengannya: berpikir jernih, merdeka, mengubah lingkaran setan menjadi lingkaran rahmat dan banyak hal lain. Dua quote beliau yang masih terpatri di ingatan adalah:
1. Ich habe Gott, Ich habe genuch. Kalimat yang membuat dosengila yakin akan masa depan dan membantuku melawan rasa takut dan khawatir, dan
2. “Rasa takut membuat kita menjadi keras.” Dan kelembutan hati yang ditunjukkan air mata yang menetes dari orang se”garang” Jesse Jackson terkait erat dengan keberanian sejati. Ketika hati mulai mengeras yang ditunjukkan oleh pikiran, perkataan dan perbuatan yang “keras” pula, suatu petunjuk bahwa rasa takut mulai menyerang. Bila saat itu tiba, kembali ingat pada quote pertama “I have God, I have enough” cukup membantu
Hm… tidak mudah memang. Apalagi menjaga integritas antara ucapan dan perbuatan, antara janji dan pemenuhan janji, dan antara bertindak bijak atau memihak. Lebih gampang adalah diam dan mengabaikan kesempatan untuk mengubah lingkaran setan menjadi lingkaran rahmat.
Lebih gampang lagi, menikmati sokelat dingin dengan campuran amareto lalu tidur nyenyak.
Dosengila curiga campuran amareto dan sokelat membuat depresi. Koq bawaannya jadi mellow terus?
Secangkir sokelat beku dan kisah tentang air mata …
Sokelat sisa yang kupakai mencampur dengan amareto kemarin membeku di koelkast. Enak juga ternyata … sayang air mata yang sempat menetes dan merembes lewat ujung bibir membuatnya terasa lebih asin.
Air mata? Ya, setelah lama tidak meneteskan air mata, malam ini kembali menetes tanpa terasa saat harus “menghapus” jejak cinta yang masih tersisa. Maaf, kalau pada bingung bacanya. Ini bukan cinta erotik koq melainkan cinta pada sesuatu yang lain. Sayang, cinta itu bertepuk sebelah tangan tanpa pemberitahuan sebelumnya. Cinta yang membara bahkan siap untuk terluka, mendapat jawaban singkat, padat jelas, “Kamu apaan sih? Aku tahu kamu mencintai aku, tapi bukan begini caranya. Enyahlah kau dari sini. Aku muak melihat wajahmu.” Sejenak bingung, kaget, bengong, marah mendapat jawaban seperti itu, secara reaktif dan berusaha tenang dosengila membalas, “Baiklah, aku pergi!”
Buat yang pada bingung membaca postingan ini dan sebelumnya, mohon maaf, soalnya dosengila lagi sentimentil jadi tulisannya yang biasanya kacau semakin kacau. Konsekuensi dari dialog diatas adalah dihapusnya sisa cinta yang ada supaya tidak membikin semakin perih. Hanya saja setiap usaha penghapusan itu meninggalkan luka dan perih meskupin yakin nanti akan cepat kering dan pulih. Tapi tak terasa, air mata itu menetes. Pelan melewati pipi yang tembem ini dan sempat bermuara diujung bibir. Sedikit lega setelah air mata ini menetes, namun saat melihat dimana sisa cinta tadi berada dan sudah tidak ditemui lagi. Air mata ini semakin deras mengalir. Ternyata postingan kemarin tentang “aku bahagia melihat engkau bahagia” susah diwujudkan, yang mungkin lebih mudah adalah “aku bahagia melihat engkau bahagia, namun jujur, aku lebih berbahagia kalau engkau berbahagia karena dan bersama aku”.
Lagu pengiring penulisan ini berjudul malaikat juga tahu, siapa yang jadi juaranya tidak hanya membuat Luna Maya menangis membuat air mata ini semakin deras. Good job Dee… ! . halah .. gini aja nangis bombay .. sudahlah .. masak aja.. lapar kali kau? Dan dosengila beranjak dari depan komputer menuju dapur untuk masak mie goreng jawa istimewa. Tangisannya tambah deras karena mengiris bawang bombay untuk ditumis.
Liriknya (yang diambil dari sini):
Lirik Lagu Dewi Lestari – Malaikat Juga Tahu
Lelahmu jadi lelahku juga
Bahagiamu bahagiaku pasti
Berbagi takdir kita selalu
Kecuali tiap kau jatuh hati
Kali ini hampir habis dayaku
Membuktikan padamu ada cinta yang nyata
Setia hadir setiap hari
Tak tega biarkan kau sendiri
Meski seringkali kau malah asyik sendiri
Karena kau tak lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya
Hampamu tak kan hilang semalam
Oleh pacar impian
Tetapi kesempatan untukku yang mungkin tak sempurna
Tapi siap untuk diuji
Kupercaya diri
Cintaku lah yang sejati
Namun tak kau lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya
Kau selalu meminta terus kutemani
Engkau selalu bercanda andai wajahku diganti
Relakan ku pergi
Karna tak sanggup sendiri
Namun tak kau lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu Aku kan jadi juaranya