Laan van Kronenburg

dan perdjoeangan masih panjang

Secangkir Gluhwein dan kisah Desember ke-tiga …

Secangkir demi secangkir Gluhwein (tepatnya hingga tiga cangkir) racikan Om Martin van Bruinessen menghangatkan tenggorokan dan badan DosenGila pada pesta perayaan Sinterklaas dan juga ulang tahun mBak Rini van Bruinessen (Selamat Ulang Tahun mBak … semoga damai sejahtera senantiasa) di Utrecht hari Jum’at yang lalu. Keramaian pesta sedikit menarik DosenGila larut dan ceria serta tertawa sekaligus berdendang bersama. Diskusi hangat yang tidak terelakkan antara Om Martin dan Mas Tutu tentang Weber, cerita Om Martin tentang kisah Sinterklaas yang berasal dari Turki, yang diakhiri dengan Sinterklaas (diperankan oleh Bektash van Bruinessen) membagi hadiah. Malam semakin larut, dengan perut kekenyangan (setelah 3 ronde soto dan 2 ronde makanan utama, belum lagi makanan penutup dan cemilan) DosenGila dan pasukan dari Amsterdam pulang ke rumah dengan kereta.

DosenGila dapat hadiah dari Sinterklaas, Dank u wel Sinterklaas.

Sepanjang perjalanan, canda tawa masih mewarnai. Namun begitu kaki melangkah kembali masuk ke tempat DosenGila biasa hibernasi, kembali sepi sunyi menyapa dengan cengiran sinis yang menyebalkan itu. DosenGila sendiri lagi. Begitu juga dengan Desember 2006 dan Desember 2007. Mungkin hingga 2011, kisah-kisah DosenGila di bulan Desember akan berupa keceriaan bersama teman-teman untuk membunuh sepi karena dia, sang belahan jiwa dan buah hati berada di belahan bumi yang lain.

DosenGila di Madrid

Desember 2006, selain Pesta Natal di tempat mBak Rini, DosenGila mencoba membunuh waktu dengan jalan-jalan ke Madrid, Roma dan Barcelona. Desember 2007, tidak ada pesta sepertinya, DosenGila dikejar thesis saat itu. Puji Tuhan selesai sesuai dengan yang direncanakan. DosenGila menghabiskan malam Tahun Baru saat itu dengan sesama penuntut ilmu yang terdampar di Amsterdam, Chauf. Sebungkus dua bungkus gudang garam dan Dji Sam Soe serta beberapa gelas jus dan keripik kentang menjadi saksi dua orang perantauan mencoba membunuh rasa sepi. Kalau sudah seperti ini yang muncul adalah, “Siapa bilang sekolah ke luar negeri enak … ? Apalagi kalau harus meninggalkan orang-orang tercinta.” ~Huahahahahaha, ketawa ala Rahwana.

Awan, si buah hati DosenGila

Memang, ada kalanya kesenangan membuncah seperti saat Emy, belahan jiwa DosenGila berkunjung ke Amsterdam, pada musim panas tahun 2007 silam. Di sela-sela kesibukan DosenGila, mereka sempat keliling Belanda bahkan ke Jerman (Aachen) dan Prancis (Paris).

DosenGila dan belahan jiwa di Paris Censored - DosenGila dan belahan jiwa terbawa arus romantis kota Paris

Desember ke-tiga ini tanpa mereka lagi. Apa yang akan DosenGila kerjakan? Pesta Sinterklaas sudah usai (Thanks to keluarga van Bruinessen dan teman-teman yang menciptakan keramaian) … semoga ada banyak acara menyenangkan kali ini.

Tulisan ini mendapat suntikan melankolis dari Bu Aris dan juga akibat sepetan maut si mulutmanisyangberbisa.

Lagu yang dinyanyikan Daniel Sahuleka ini sepertinya cukup menggambarkan perasaan DosenGila saat ini (Thanks to Bu Aris):

Tomorrow’s near, never I felt this way
Tomorrow, how empty it’ll be that day
It tastes a bitter, obvious to tears to dried
To know that you’re my only light
I love you, oh I need you
Oh, yes I do

Don’t sleep away this night my baby
Please stay with me at least ’till dawn
It hurts to know another hour has gone by
And every minute is worthwhile
Oh, I love you

How many lonely days are there waiting for me
How many seasons will flow over me
’till the motions make my tears run dry
at the moments I should cry
for I love you, oh I need you
Oh, yes I do

Don’t sleep away this night my baby
Please stay with me at least ’till dawn
It hurts to know another hour has gone by
And every minute is worthwhile
It makes me so afraid

Don’t sleep away this night my baby
Please stay with me at least ’till dawn
It hurts to know another hour has gone by
The reason is still I love you

7 Desember 2008 Posted by | Secangkir ... | , , , , , , , | 11 Komentar