Laan van Kronenburg

dan perdjoeangan masih panjang

Secangkir sokelat beku dan kisah tentang air mata …

Sokelat sisa yang kupakai mencampur dengan amareto kemarin membeku di koelkast. Enak juga ternyata … sayang air mata yang sempat menetes dan merembes lewat ujung bibir membuatnya terasa lebih asin.

Air mata? Ya, setelah lama tidak meneteskan air mata, malam ini kembali menetes tanpa terasa saat harus “menghapus” jejak cinta yang masih tersisa. Maaf, kalau pada bingung bacanya. Ini bukan cinta erotik koq melainkan cinta pada sesuatu yang lain. Sayang, cinta itu bertepuk sebelah tangan tanpa pemberitahuan sebelumnya. Cinta yang membara bahkan siap untuk terluka, mendapat jawaban singkat, padat jelas, “Kamu apaan sih? Aku tahu kamu mencintai aku, tapi bukan begini caranya. Enyahlah kau dari sini. Aku muak melihat wajahmu.” Sejenak bingung, kaget, bengong, marah mendapat jawaban seperti itu, secara reaktif dan berusaha tenang dosengila membalas, “Baiklah, aku pergi!”

https://i0.wp.com/i17.photobucket.com/albums/b64/lope-mizz-ya/tear.jpg

Buat yang pada bingung membaca postingan ini dan sebelumnya, mohon maaf, soalnya dosengila lagi sentimentil jadi tulisannya yang biasanya kacau semakin kacau. Konsekuensi dari dialog diatas adalah dihapusnya sisa cinta yang ada supaya tidak membikin semakin perih. Hanya saja setiap usaha penghapusan itu meninggalkan luka dan perih meskupin yakin nanti akan cepat kering dan pulih. Tapi tak terasa, air mata itu menetes. Pelan melewati pipi yang tembem ini dan sempat bermuara diujung bibir. Sedikit lega setelah air mata ini menetes, namun saat melihat dimana sisa cinta tadi berada dan sudah tidak ditemui lagi. Air mata ini semakin deras mengalir. Ternyata postingan kemarin tentang “aku bahagia melihat engkau bahagia” susah diwujudkan, yang mungkin lebih mudah adalah “aku bahagia melihat engkau bahagia, namun jujur, aku lebih berbahagia kalau engkau berbahagia karena dan bersama aku”.

Lagu pengiring penulisan ini berjudul malaikat juga tahu, siapa yang jadi juaranya tidak hanya membuat Luna Maya menangis membuat air mata ini semakin deras. Good job Dee… ! . halah .. gini aja nangis bombay .. sudahlah .. masak aja.. lapar kali kau? Dan dosengila beranjak dari depan komputer menuju dapur untuk masak mie goreng jawa istimewa. Tangisannya tambah deras karena mengiris bawang bombay untuk ditumis.

Liriknya (yang diambil dari sini):
Lirik Lagu Dewi Lestari – Malaikat Juga Tahu
Lelahmu jadi lelahku juga
Bahagiamu bahagiaku pasti
Berbagi takdir kita selalu
Kecuali tiap kau jatuh hati

Kali ini hampir habis dayaku
Membuktikan padamu ada cinta yang nyata
Setia hadir setiap hari
Tak tega biarkan kau sendiri
Meski seringkali kau malah asyik sendiri

Karena kau tak lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya

Hampamu tak kan hilang semalam
Oleh pacar impian
Tetapi kesempatan untukku yang mungkin tak sempurna
Tapi siap untuk diuji
Kupercaya diri
Cintaku lah yang sejati

Namun tak kau lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya

Kau selalu meminta terus kutemani
Engkau selalu bercanda andai wajahku diganti
Relakan ku pergi
Karna tak sanggup sendiri

Namun tak kau lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu Aku kan jadi juaranya

4 November 2008 Posted by | Secangkir ... | , , , , | 8 Komentar