Laan van Kronenburg

dan perdjoeangan masih panjang

Secangkir sisa cola kemarin dan kisah tentang komunitas …

Fiuhhhh…. akhirnya kembali ke kamar setelah menembus dinginnya suhu Amsterdam yang diperparah dengan angin yang mencoba menusuk tulang.

DosenGila menghabiskan akhir pekan kemarin dengan 2 x 24 jam tidak keluar kamar (dimulai dari Jum’at sore sampai Minggu sore). Mengerjakan tugas? Tentu tidak. Tidur, makan dan blogwalking serta chatting ma handai taulan membuat waktu itu terasa sangat singkat. Tidak terasa tiba-tiba sudah hari Minggu sore dan harus beli persediaan makan untuk bertahan hidup seminggu ke depan. Sekitar pukul 4 sore beranjak dari depan layar komputer untuk menyegarkan badan sebelum menghadapi dunia “nyata”.

Komunitas FA-USD 2003 kelas A bersama dosen wali (si DosenGila yang masih relatif kurus), diambil dari friendsternya Mitha

Komunitas FA-USD 2003 di jenjang profesi apoteker (juga diambil dari friendsternya Mitha)

Banyak yang dipelajari di depan komputer. Postingan rekanita Memed ini, menghantarkan DosenGila ke postingan inspiratif dari Gede Prama ini. Saat membaca itu, DosenGila sempat tercenung. Di dalam postingan itu tertera sebuah quoteThe opposite of injustice is not justice, but compassion.” Saat itu angan DosenGila terbang melayang sebuah diskusi singkat di sore hari di Laan van Kronenburg, sekitar dua tahun silam. Diskusi tentang cinta dan benci. Dalam diskusi itu muncul quote dari seorang Guru, “The opposite of love is not hatred, but ignorance. Hmm…hmmm… logika kacau DosenGila yang biasanya kacau menjadi semakin kacau. Jadi, andai love = compassion, maka ignorance = injustice. Dan cinta sejati sangat erat kaitannya dengan compassion. Artinya cinta sejati akan teruji jika bisa mengatasi ignorance dan injustice. Wow … berat sekali beban yang ditanggung oleh cinta sejati. Ya iyalah … tokoh dengan cinta sejati biasanya berakhir dengan penderitaan di dunia fana. Mungkin sebagian tokoh-tokoh manusia biasa yang mendapat gelar pahlawan merupakan contoh dari pengejawantahan cinta sejati. Mereka menghadapi serta mengatasi injustice dan ignorance secara sempurna dengan berbagai pengorbanan, tidak jarang pengorbanannya adalah nyawa. Tidak usah disebutkan satu per satu, DosenGila yakin setiap kita punya tokoh atau sosok pahlawan bagi diri kita maupun tokoh yang menjadi panutan.

Di Hari Pahlawan, 10 November, yang jatuh tepat pada hari ini, komunitas blogger Surabaya yang lebih dikenal dengan komunitas tugu pahlawan berulang tahun untuk pertama kalinya. CahAndong pun menyampaikan ucapan selamat yang ditulis oleh sang Ketua Kelas lengkap dengan ulasan tentang tahapan tumbuh kembangnya komunitas. Berikut kutipannya:

Lalu bagaimana satu komunitas bisa solid dan yang lain tidak? Dalam buku besutan Scott Peck dijelaskan bahwa sebuah komunitas yang ‘matang’ haruslah melalui empat tahap alami yaitu: Pseudo Community, Kekacauan, Kekosongan, dan True Community.

Tahap pertama, Pseudo Community, terjadi ketika tiap orang di komunitas itu berusaha saling ramah dan main aman. Setiap orang berusaha menunjukkan kepribadiannya yang paling menarik.

Tahap Kekacauan terjadi ketika waktu dan proses telah mengijinkan tiap anggota untuk menampilkan sisi mereka yang lain. Perbedaan-perbedaan yang muncul sering menciptakan konflik dan perseteruan.

Tahap kekacauan akan diikuti dengan tahap Kekosongan, di mana tiap orang mulai berusaha memperbaiki kekacauan dan mengobati luka-luka, karena mereka telah mengakui luka dan kekecewaan yang mereka alami.

Tahap terakhir adalah tahap True Community. Kematangan telah mencapai komunitas ini dan ditandai dengan adanya rasa tepa-selira serta kemauan untuk mendengarkan dan mengerti kebutuhan anggota-anggota yang lain. Komunitas matang akan terbiasa membicarakan perbedaan dengan kearifan. Komunitas yang telah matang, tidaklah dipimpin oleh sejumlah individu, melainkan tiap individu menjadi pemimpin komunitas itu

Dari kutipan di atas, DosenGila melihat masa-masa sulit dan kritis adalah tahap kekacauan dan kekosongan. Hal ini juga berarti ketika suatu komunitas mulai rame oleh konflik dan perseteruan berarti komunitas ini sudah melangkah lebih maju. Lebih maju lagi ketika sudah memasuki tahap mengobati luka dan kekecewaan. Sepertinya mengacu pada paragraf tiga di atas, cinta sejati dan compassion harus dipertahankan staminanya untuk mengimbangi ignorance dan injustice yang akan bermunculan di tahap “kekacauan”. Waktu yang akan menjadi saksi bertahannya sebuah komunitas menjadi True Community. Dan sejarah akan mencatat.

Selamat Hari Pahlawan. Selamat ulang tahun Komunitas Tugu Pahlawan.

Ah … masih ada secangkir cola sisa nonton film W., kemarin. Rencananya sih nonton Quantum of Solace, tapi kehabisan tiket.

10 November 2008 Posted by | Secangkir ... | , , , , , , | 5 Komentar