Laan van Kronenburg

dan perdjoeangan masih panjang

Secangkir teh tawar panas dan …

DosenGila baru pulang dari jalan-jalan dengan seorang wanita cantik. Secangkir teh tawar panas disisinya saat ini. Depresi bulan Desember ini memang “berbahaya” untuk dihadapi sendirian. Dan perpisahan di Amsterdam Centraal ditandai dengan kecupan 3 kali. Di pipi kanan sekali, pipi kiri sekali dan sekali lagi pipi kanan. Ketika DosenGila mencoba mengecup dahinya dengan mudah the lady mengelak dan menghindar sambil segera berlari kecil ke arah kereta sambil melambaikan tangan dan berseru “Sampai jumpa Sabtu besok ya ….!” Dan kereta pun bergerak menuju kota tetangga. Ya, dia mudah sekali mengelak karena DosenGila praktis kalah tinggi. “We are not in the same level!Haishhh, itu kan kata kunci diskusi kami malam ini. Kalau dia membaca pikiranku pasti tertawa terbahak-bahak.

http://lh3.ggpht.com/_shbDd8GvnlI/RuLRO0LJ9tI/AAAAAAAAECc/-jE9CGwnhLE/1450093.jpg

Wanita cantik yang makan malam dan nongkrong di kafe bersama DosenGila tadi bercerita tentang sebuah “percakapan yang terjadi di dunia kerja” antara seorang karyawan baru dan karyawan lama yang berselisih akibat hal sepele. Puncaknya adalah karyawan lama berkata, “We are not in the same level! I warn you not to cross the line.” Sang karyawan baru hanya terdiam, speechless.

DosenGila jadi ingat bahwa dia berencana berkata pada seseorang, “I do not want to argue or even discuss with you since we are not in the same level.” ~huahahahahaaa (tertawa ala Rahwana) Artinya adalah DosenGila memang hanya rumput yang bergoyang yang siap dilempar ke perapian yang menyala, tidak layak lah untuk berdiskusi atau bahkan menyampaikan pikiran. Tapi mungkin pilihan katanya tidak tepat, DosenGila memutuskan untuk tidak jadi menyampaikan kalimat itu. Mungkin akan diganti, “Tuan, saya tidak pantas tuan datang pada saya. Tapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.” Mungkin juga diam saja. Ngeblog sudah cukup sepertinya. Kalau ngelunjak, bisa-bisa jatuh seperti teman di foto yang diambil dengan semena-mena dari sini.

~ Desember sendirian di Belanda memang sangat toksik. Berbahaya, sel-sel kelabu di otak ini mengirim sinyal-sinyal untuk destruktif. Kepada wanita cantik yang menemaniku malam ini, “Thanks sudah menjadi teman berbincang dan mengurangi sifat destruktif sel-sel kelabu di otak ini. Live goes on and love makes it easier.”

23 Desember 2008 - Posted by | New idea ..., Secangkir ... |

3 Komentar »

  1. lantas itu kan blm brjumlah 3 kecupan, mas?

    hehe..

    salam kenal.. 🙂

    Komentar oleh senafal | 23 Desember 2008 | Balas

  2. Kata sakti barbau fallacy yang ampuh, memang. :mrgreen:

    Komentar oleh Gunawan Rudy | 23 Desember 2008 | Balas

  3. @senafal: ~garuk-garuk kepala. Kayanya sudah deh. Kalau tambah di dahi jadi 4. Kalau tambah di … ah sudahlah. Salam kenal juga 😀

    @Goen: ~garuk-garuk kepala juga, bingung. Fallacy ki opo? Kata sakti yang mana?

    Komentar oleh DosenGila | 23 Desember 2008 | Balas


Tinggalkan Balasan ke Gunawan Rudy Batalkan balasan