Secangkir teh pahit kental dan penutup kisah bendera …
Diare kambuh lagi. Hmmmpfff, akhirnya secangkir teh pahit kental jadi harapan untuk melewati masa ini.
Sekedar penutup kisah-kisah tentang bendera selama liburan. Rasa kangen pada bendera merah putih yang berkibar membuatku pulang memilih tidak pas Lebaran melainkan pas sebelum 17 Agustus. Tanggal 17, ikut upacara sekalian nostalgia di SD Sinduadi Timur, tempat aku belajar membaca dan menulis. Pembina upacaranya Bapak Kadus dengan pemimpin upacara teman main benthik waktu kecil dahulu. Pengalaman dengan bendera selama liburan yang lalu kadang membanggakan dan kadang membuat mengurut dada.
Kebanggaan yang menyelinap saat melihat bendera itu berkibar di angkasa, terusik dan geram ketika melihat bendera menjadi alat (yang bahkan sampai terseret-seret di tanah) untuk melanggar disiplin oleh konvoi segerombolan oknum yang memakai jaket “penegak disiplin”.